Rabu, 07 Maret 2012

Cinta terlarang

Belum lama ini ada seorang wanita datang menemui saya untuk meminta pendapat mengenai persoalan yang sedang dihadapinya. Dengan ekspresi wajah yang datar wanita ini mengungkapkan semua unek-uneknya. Rupanya wanita ini sekarang hidup hanya berdua bersama anak perempuan satu-satunya yang baru berusia lima tahun. Dia berpisah dengan suaminya karena ternyata diam-diam suaminya itu memiliki wanita idaman lain. Perpisahan tak terelakan karena sang suami lebih memilih wanita itu. Menurutnya, itu adalah peristiwa hidup yang tak akan terlupakan dalam hidupnya, kejadian yang sangat menyakitkan hati.

Tapi tunggu dulu, rupanya bukan itu persoalan yang sedang dia hadapi sekarang sehingga menggerakkan hatinya untuk menemui saya. Karena menurutnya semua itu sudah berlalu. Persoalan yang sedang dia hadapi sekarang adalah dia sedang jatuh cinta pada seorang pria mantan kekasihnya dulu yang dipertemukan kembali oleh facebook.

"Mas Sigit, anehnya perasaan cintaku sama dia itu melebihi perasaan cintaku sama mantan suamiku. Mungkin karena dia cinta pertamaku? Entahlah, rasanya sulit untuk mendeskripsikan betapa kuatnya perasaan cintaku ini."

Setelah matanya berbinar-binar mengungkapkan perasaan cintanya itu, lalu dia terdiam dan perlahan berkata, "Sayangnya dia sudah punya istri.... Gimana dong Mas, rasanya ngga mungkin deh aku berpisah dengannya, dia pria yang baik, pengertian, lembut, romantis dan ngga pelit seperti mantan suamiku dulu. Dia juga udah berjanji untuk tidak akan melepaskan aku lagi seperti dulu dan akan menikahiku."

Meskipun memberi nasihat pada orang yang sedang jatuh cinta sama sulitnya dengan melarang anak kecil makan permen, namun karena dia meminta nasehat saya, akhirnya saya angkat bicara juga. Tentunya sambil mendoákan kiranya wanita yang tengah berbahagia dengan masalahnya ini bisa dibukakan kesadarnnya oleh Tuhan. Kerena hanya Dialah yang bisa membolak-balik hati seseorang.

"Ibu Shinta (bukan nama sebenarnya), pertama yang harus ibu sadari adalah, bahwa kekasih Anda itu sama dengan mantan suami Anda, dia bukan tipe pria yang setia, dia juga bukan ayah yang baik buat anak-anak. Apakah Ibu tidak sakit hati seandainya anak perumpuan Ibu yang wanita itu jika menikah nanti dihianati oleh suaminya? Bu, dalam setiap peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan kita ini pasti ada hikmah atau pelajaran di baliknya, termasuk peristiwa penghianatan suami Ibu dulu. Di hadapan Tuhan, saat itu Ibu beruntung ada di pihak yang dihianati bukan yang menghianati. Lalu sekarang tanpa disadari Ibu punya keinginan untuk melukai perasaan istri kekasih Ibu itu, atau dengan kata lain berganti posisi menjadi yang menghianati? Bukankah Ibu dulu pernah merasakan betapa sakitnya dihianati? Bu, hidup ini memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk. Keduanya selalu ada dalam setiap peradaban umat manusia. Yang terpenting sekarang adalah bukan meniadakan keburukan dari muka bumi ini melainkan memastikan kita selalu ada di sisi baik, setidaknya berusaha untuk bertahan disi itu."

Air mata Ibu itu mulai mengalir deras. Sambil terisak Dia berkata, "Mas Sigit ngga ngerti sih apa yang sedang aku rasakan ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar